Dalam
sebuah hajatan haulan (peringatan hari kematian) almaghfurlah KH. Ali Ma’shum
di Pondok Pesantren Krapyak Jogjakarta, almaghfurlah KH Fuad Hasyim (Pengasuh
Pondok Pesantren Buntet Cirebon) menjelaskan pentingnya menyelenggarakan haulan
seorang tokoh. ”Ada tiga alasan kenapa disunnahkan menyelenggarakan holan
seorang tokoh masyarakat,” kata Kang Fuad –demikian KH Fuad Hasyim biasa
dipanggil.
Pertama,
pentingnya arti mengingat kematian. Kita harus selalu ingat bahwa Allah SWT
siap mengambil nyawa kita tanpa perlu permisi. Alasan kedua, kita butuh
mengenang jasa-jasa orang saleh seperti kiai atau ulama. Kenapa kebutuhan?
Jawabnya, agar kita bisa meniru, menghidupkan lagi, menyebarkan, amal-amal
saleh yang telah dilakukan olehnya. Dengan kata lain, haulan adalah sebuah
upaya melanjutkan sunnah hasanah (tradisi baik) yang telah dilakukan almarhum.
Kalau ini bisa dilakukan dengan baik, maka pahala bukan hanya kita yang
mendapatkan, tapi juga bagi almarhum.
Alasan
ketiga, kata Kang Fuad, tak kalah pentingnya adalah, mendoakan almarhum. Orang
Jawa biasa menyebutnya dengan kirim dungo, mengirimkan doa. Ritual kirim dungo
yang dilakukan secara berjama’ah tidak hanya berdimensi transendental (Tuhan),
tapi juga sosial. Haulan merupakan forum perjumpaan dan solidaritas sosial
(silaturahim). Sebab, dengan berkumpul atau berjama’ah, jaring-jaring sosial
akan semakin kukuh.
Saya
masih ingat, bagaimana gaya almarhum Kang Fuad menjelaskan makna dan fungsi
holan dengan panjang lebar, namun tetap ringan, mudah dipahami dan menghibur.
Kang Fuad memang dikenal singa podium. Ia bukan saja alim ilmu agama dan
sempurna menguasi retorika, tapi juga bersuara merdu, sehingga ia selalu
menyelipkan dua atau tiga lagu berbahasa Arab atau Jawa dalam tiap cermahnya,
tentu saja shalawat kepada Nabi SAW tak ketinggalan. “Hebatnya”, Kang Fuad
tidak selalu menyelipkan dalil-dalil agama (nash Al-Qur’an, hadits, serta
pendapat para ulama). Kenapa “hebat”? Karena ia yakin bahwa “tindakan agama”
tidak musti disandarkan pada “dalil-dalil agama” (tekstual/nash, Al-Quran dan
hadits). Dan memang, ritual haulan tidak ada dalil agamanya, secara khusus dan tersurat.
Jangan
Lupa Kunjungi ini :
Tidak ada komentar: